Terutama tafsir hujan yang diketengahkan Sapardi Djoko Damono dalam “Hujan Bulan Juni” dan Afrizal Malna dalam “Arsitektur Hujan”. Ungkapan penyair dalam kata pengantar buku ini seakan merupakan proklamasi dari sang penyair bahwa melalui buku ini dirinya ingin melepaskan diri dari hegemoni tafsir hujan yang telah kaprah diterima oleh
Puisi Hujan Bulan Juni Sepilihan Sajak Sapardi Djoko Damono.Penelitian ini berupa puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono menganalisis pada aspek struktural puisi yaitu struktur fisik dan batin. Struktur fisik meliputi diksi, imaji, gaya bahasa,rima dan irama. Struktur batin meliputi tema, rasa, nada dan suasana, dan amanat.
Puisi-puisi yang terhimpun dalam buku Hujan Bulan Juni (HBJ) dipilih sebagai bahan analisis karena mewakili rentang proses kreatif menulis puisi SDD periode awal (1960 s.d. 1090-an). D engan analisis sederhana itu diharapkan kita mendapat gambaran periode emas dalam pematangan puisi Indonesia sesudah kemerdekaan.
Kumpulan puisi Hujan Bulan Juni terbit pertama kali pada tahun 1994 diterbitkan oleh Grasindo. Dalam kumpulan buku puisi yang pernah diterbitkan seperti buku Mata Pisau (1974), Akuarium (1974),
11 Juni 2023. Cerpen : Asap di Ujung Senja Puisi: Hujan Bulan Juli. 24 Juli 2020. cerpen, esai, opini, naskah drama, resensi buku dan tulisan sejarah, sastra
Judul buku : Mati di Jogjakarta. Penulis : Egha De Latoya Penerbit : Mediakita Tahun : 2019 Halaman : VIII + 212 ISBN : 978-979-794-598-5. Nantinya kau akan dihadapkan dengan pilihan. Memilih yang kau cintai atau kau –Egha De Latoya, “Luma di Mars”. Kalimat yang menjatuhkan seorang individu pada dua pilihan itu merupakan kutipan dari
1ZpcSq1. 288 55 65 499 263 47 167 52 199
resensi buku puisi hujan bulan juni